Halaman

Sabtu, 19 September 2020

Kumcer Regu Elang - Rainbow Cake

Note: This is one of deleted scenes from Saka's backstory. 

***

Siang itu Saka mampir ke toko kue Dapur Cokelat. Harga Opera Cake kesukaan Mami tiga ratus lima puluh ribu rupiah. Mahal sekali. Akhirnya Saka membeli yang paling murah yaitu Rainbow Cake seharga 188.000. Tabungan Saka sebulan ini langsung habis, tapi tidak apa-apa.

"Kuenya mau ditulis ucapan apa, Dek?"

Selamat ulang tahun yang ke 12, Saka.

Saka menggeleng dan meminta kuenya langsung dibungkus saja.

Pulang les biola Saka cepat-cepat mengerjakan PR, tapi sampai dia selesai belum ada pesan baru masuk ke ponselnya. Hanya ada pesan dari Kak Melia tadi sore.

Kakak ada kerja kelompok, mungkin baru pulang habis magrib. Saka melirik jam dinding di kamar. Sekarang sudah pukul 20.15.

Mami pulang jam berapa? Saka punya Rainbow Cake buat Mami. Pesannya dari tadi siang sudah dibaca tapi belum dibalas. Pesannya pada Papi malah belum delivered. Pasti mereka sedang sibuk, mungkin ada operasi atau kejadian gawat darurat lainnya di rumah sakit.

Saka menunggu dengan gelisah, sebentar-sebentar mengecek ponselnya. Mungkin Mami tidak suka Rainbow Cake. Mungkin seharusnya Saka menabung lebih banyak dan membeli Opera Cake.

Dia tahu mereka tidak ingat hari ulang tahunnya, makanya dia memutuskan untuk membeli sendiri kuenya. Rasanya terlalu muluk kalau berharap dapat hadiah, toh dia juga sudah besar. Saka tidak minta macam-macam, dia cuma ingin makan kue bersama keluarganya.

Mendekati jam 9 malam akhirnya dia menelepon Kak Melia. Dia tidak ingin mengganggu orang tuanya dengan menelepon mereka saat praktek.

"Duh maaf Saka, ini kerja kelompoknya baru selesai, tapi Kakak mau cari makan dulu sama temen-temen. Udah laper banget nih. Kalau kamu udah ngantuk bobo duluan aja. Jangan lupa kunci pintu ya."

Saka termangu di meja makan. Dia lalu mengambil satu potong kue dari kulkas, membereskan piring kue yang sudah ditata, dan mengelap meja. Keluar dari dapur, Saka duduk di pojok teras belakang, di samping kandang si Buntal. Kucing kesayangannya itu mengeong, menempelkan kepalanya pada kaki Saka. Saka mengelusnya, kemudian mengisi kembali mangkok makan Buntal. Mereka lalu makan bersama.

Saka menyendok kuenya, makan pelan-pelan--siapa tahu tiba-tiba Mami pulang. 

Yah... seharusnya dia beli Opera Cake.

Rainbow Cake ini sama sekali tidak manis. 

Saka tidak merasakan apa-apa selain asin di bibir dan basah di pipi.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar