Halaman

Rabu, 26 Agustus 2020

Kumcer Regu Elang - Sosis Gulung Telur

Sosis Gulung Telur

Oleh: Caritra Sari

***

"Bagiii!"

"Enak aja, ini punyaku!"

"Dasar pelit!"

"Lagian ini juga udah tinggal sedikit yeee…"

"Udaaa, Egi mau ituu!" Egi, adiknya Ardi, mengadu saat pulang sekolah. Ega si kembar sedang melahap makanan seperti sate.

"Itu cilok? Hayo, jajan di mana?" tanya Ardi sambil berkacak pinggang. Duh, ini anak tidak kapok! Baru minggu lalu mencret karena jajan sembarangan.

"Aku enggak beli, kok," protes Ega. "Rino yang beli di Mang Hejo, aku cuma dikasih!"

"Sama aja!" Ardi menjitak Ega dan menyita makanan itu. Hmm… rupanya bukan cilok, melainkan sate sosis dengan balutan telur. "Nanti Uda bikinin."

Keesokan harinya Ardi pergi ke pasar untuk membeli bahan. Sesampainya di rumah, dia hendak mengambil wajan ketika ada yang memanggil.

"Ardii… main bola yuk!"

Ardi mengintip dari balik jendela dapur. Rambut keriting Joni terlihat menyembul dari balik pagar.

"Bentar Jon, kamu duluan aja nanti aku nyusul."

"Jangan lama, lho. Ntar mau tanding!"

Wah, repot nih… kalau dia tidak cepat nanti si "bos" kampung ini marah. Setelah mengocok telur dan menuang adonan ke wajan, Ardi lantas garuk-garuk kepala. Dia baru sadar belum tahu cara membuat gulungan telurnya. Kok bisa jadi selaput halus kayak jaring laba-laba begitu, ya? Sedangkan ini kayak telur dadar biasa. Karena buru-buru akhirnya dia banting setir. Telur dadarnya digulung menyelimuti sosis seperti rolade. Si kembar kecewa, tapi tetap makan dengan lahap.

Joni terlihat kesal saat Ardi datang terlambat.

"Ngapain sih, anak cowok kok masak? Kamu tuh udah kayak emak-emak!" seru Joni disambut dengan gelak tawa dari teman-teman yang lain. Ardi memberengut sebal.

Pulang main bola Ardi mampir ke Mang Hejo untuk melihat proses pembuatan telur gulung. Oh, ternyata minyaknya harus banyak dan panas agar telurnya mengembang lembut. Sebelum berangkat ke sekolah paginya Ardi langsung praktek.

"Wuahh! Aku mau cobain!" seru Ega semangat, tapi lalu mukanya tertekuk setelah makan. "Kok rasanya beda? Enggak enak! Kalau di Mang Hejo gurih."

"Itu karena pake micin!" sahut Ardi gemas.

"Bukaaan… Enggak ada saos putihnya, Da. Sosisnya juga enggak ada!"

"Oh itu mayones, Uda emang belum beli. Terus kemarin sosisnya kan udah habis kalian makaaaan!"

Dengan bersungut Ardi kembali membuat rencana. Dia menabung dulu untuk membeli bahan-bahannya, juga mencari resep dari internet. Di akhir pekan dia mencoba membuat sosis dan mayones sendiri. Dia menambahkan wortel dan brokoli ke dalam adonan sosis ayamnya agar lebih bergizi. Si kembar Egi dan Ega bersorak senang saat sosis gulung telur buatan Ardi sukses.

"Ardiiii… yuk, main bola lagi!" panggil Joni siang itu. Ardi yang sedang mengerjakan PR di ruang tengah langsung menunduk bersembunyi agar tidak kelihatan dari luar.

"Lho, kenapa, Di?" tanya Ibu. "Udah seminggu ini kalian enggak main bareng."

Ardi menggeleng. "Aku enggak mau main sama Joni lagi, soalnya dia ngejek karena aku suka masak."

Ibu tersenyum. "Banyak laki-laki yang jadi koki terkenal kok. Mungkin dia begitu karena belum pernah cobain masakan kamu aja."

Senin berikutnya Ardi membuat sosis gulung telur untuk bekal saat main bola. Teman-temannya pada suka.

"Maaf ya Di… kamu hebat, ternyata masakanmu enak banget," komentar Joni. "Besok-besok bikin camilan lagi buat kita yaa hehehe…"

Mereka pun kembali main bersama.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar